Sejak trend jus-detox ini populer, banyak pro-kontra yang sering kami temui mengenai jus. Salah satunya adalah klaim bahwa jus buah dan sayur yang dibuat menjadi cold press jus memiliki kadar gula tinggi yang sama berbahayanya seperti gula-gula dari minuman instan/ready to drink di supermarket.
Gula adalah komponen yang sering kita jumpai dalam berbagai jenis minuman, baik itu minuman instan seperti C*ca C*la dan Spr*t*, maupun jus buah dan sayur yang dihasilkan dari cold press juicer. Meskipun sama-sama manis, gula dalam minuman instan dan jus cold press memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk kita ketahui. Di sini kami akan membagikan perbedaan signifikan mengenai perbedaan dari gula yang terkandung pada minuman instan, dengan jus dari cold press juicer.
1. Jenis Gula yang Digunakan
Minuman Instan
Minuman instan seperti pada C*ca C*l* dan Spr*t* biasanya mengandung gula tambahan seperti sukrosa (gula pasir) atau sirup jagung tinggi fruktosa (High-Fructose Corn Syrup - HFCS). Gula tambahan ini merupakan jenis gula olahan yang diciptakan untuk memberikan rasa manis yang kuat dan cepat diserap oleh tubuh. Namun, konsumsi gula olahan ini dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat dan meningkatkan risiko obesitas serta penyakit metabolik seperti diabetes tipe 2 dan penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD) .
Jus dari Cold Press Juicer
Sebaliknya, jus yang dihasilkan dari cold press juicer mengandung gula alami yang berasal langsung dari buah dan sayur. Gula alami ini umumnya berupa fruktosa dan glukosa, yang disertai dengan serat alami, vitamin, mineral, dan fitonutrien. Berbeda dengan gula olahan, gula alami ini dicerna lebih lambat karena adanya kandungan nutrisi lain, sehingga menyebabkan pelepasan gula yang lebih bertahap ke dalam aliran darah dan mengurangi risiko lonjakan gula darah.
2. Nutrisi Tambahan
Minuman Instan
Minuman instan sering kami sebut sebagai "kalori kosong" karena mereka memberikan energi dari gula tanpa nutrisi tambahan yang bermanfaat bagi tubuh. Selain itu, minuman ini biasanya mengandung bahan pengawet, pewarna buatan, dan perasa yang tidak memberikan manfaat gizi, bahkan bisa berdampak negatif terhadap kesehatan.
Jus Cold Press
Jus buah dan sayur yang dibuat menggunakan cold press juicer kaya akan nutrisi tambahan seperti vitamin (misalnya vitamin C dan vitamin A), mineral (misalnya kalium dan magnesium), antioksidan, dan enzim. Nutrisi-nutrisi ini sangat penting untuk mendukung kesehatan tubuh, termasuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan kulit, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan kanker.
3. Efek Terhadap Kesehatan
Minuman Instan
Konsumsi minuman instan yang tinggi gula olahan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula tambahan dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Gula olahan juga cenderung menyebabkan lonjakan energi yang cepat diikuti oleh penurunan energi yang drastis, yang bisa mempengaruhi suasana hati dan tingkat energi secara keseluruhan.
Jus Cold Press
Sementara itu, jus cold press menawarkan manfaat kesehatan yang lebih besar ketika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Karena jus ini mengandung gula alami bersama dengan serat dan nutrisi lainnya, mereka membantu menjaga keseimbangan kadar gula darah dan mendukung kesehatan secara keseluruhan. Konsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang cukup dapat menurunkan risiko berbagai penyakit, termasuk penyakit jantung, stroke, dan beberapa jenis kanker.
4. Proses Pengolahan
Minuman Instan
Minuman instan diproduksi melalui proses industri yang sering kali melibatkan penambahan bahan pengawet dan zat adiktif lainnya. Proses ini dapat mengurangi kandungan nutrisi dan bahkan menambahkan bahan yang tidak sehat, seperti pewarna dan pengawet buatan. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi bahan-bahan ini dapat memiliki efek negatif pada kesehatan, seperti peningkatan risiko hiperaktivitas pada anak-anak .
Jus Cold Press
Jus yang dihasilkan dari cold press juicer diproses tanpa pemanasan, yang membantu mempertahankan lebih banyak nutrisi dan enzim yang biasanya hilang dalam proses pemanasan atau pasteurisasi. Metode ini memungkinkan jus untuk mempertahankan rasa dan nutrisi yang lebih mendekati kondisi aslinya, menjadikannya pilihan yang lebih sehat untuk konsumsi harian.
—---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Meskipun sama-sama mengandung gula, perbedaan antara gula dalam minuman instan dan jus cold press sangat signifikan dalam hal komposisi, nutrisi tambahan, dan efeknya terhadap kesehatan. Pertanyaan selanjutnya mungkin “lalu bagaimana dengan minuman
ready to drink
sebagai suplemen kesehatan?
Seperti minuman vitamin C? Bagaimana dengan minuman suplemen lainnya?” Penting untuk teliti sebelum mengkonsumsi, teman-teman bisa cek
nutrition facts
di kemasan minuman tersebut. Di sana teman-teman bisa cek seluruh kandungan yang terkandung di dalam minuman tersebut.
Gula olahan dalam minuman instan umumnya lebih cepat diserap dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Sebaliknya, gula alami dalam jus cold press lebih baik diserap oleh tubuh dan disertai dengan berbagai nutrisi yang mendukung kesehatan. Oleh karena itu, jika teman-teman ingin memilih minuman yang lebih sehat, dan tetap menyegarkan, jus cold press adalah pilihan yang lebih baik dibandingkan dengan minuman instan.
Referensi:
Bray, G. A., Nielsen, S. J., & Popkin, B. M. (2004). Consumption of high-fructose corn syrup in beverages may play a role in the epidemic of obesity. *The American Journal of Clinical Nutrition*, 79(4), 537-543.
Muraki, I., Imamura, F., Manson, J. E., Hu, F. B., Willett, W. C., van Dam, R. M., & Sun, Q. (2013). Fruit consumption and risk of type 2 diabetes: results from three prospective longitudinal cohort studies. *BMJ*, 347, f5001.
Malik, V. S., & Hu, F. B. (2015). Fructose and Cardiometabolic Health: What the Evidence from Sugar-Sweetened Beverages Tells Us. *The Journal of the American College of Cardiology*, 66(14), 1615-1624.
Hunter, J. E., Zhang, J., & Kris-Etherton, P. M. (2010). Cardiovascular disease risk of dietary stearic acid compared with trans, other saturated, and unsaturated fatty acids: a systematic review. *The American Journal of Clinical Nutrition*, 91(1), 46-63.
Malik, V. S., Popkin, B. M., Bray, G. A., Després, J. P., & Hu, F. B. (2010). Sugar-sweetened beverages, obesity, type 2 diabetes mellitus, and cardiovascular disease risk. *Circulation*, 121(11), 1356-1364.
Wang, X., Ouyang, Y., Liu, J., Zhu, M., Zhao, G., Bao, W., & Hu, F. B. (2014). Fruit and vegetable consumption and mortality from all causes, cardiovascular disease, and cancer: systematic review and dose-response meta-analysis of prospective cohort studies. *BMJ*, 349, g4490.
McCann, D., Barrett, A., Cooper, A., Crumpler, D., Dalen, L., Grimshaw, K., ... & Stevenson, J. (2007). Food additives and hyperactive behaviour in 3-year-old and 8/9-year-old children in the community: a randomised, double-blinded, placebo-controlled trial. *The Lancet*, 370(9598), 1560-1567.
Walkling-Ribeiro, M., Rodríguez-González, O., Jayaram, S., & Griffiths, M. W. (2011). Microbial and physicochemical stability of raw milk treated by pulsed electric fields and microfiltration. *Journal of Dairy Science*, 94(9), 4857-4864.
