Melakukan kegiatan Detox atau Detoksifikasi kerap menjadi topik hangat dalam dunia kesehatan dan gaya hidup. Banyak orang mengikuti program ini dengan harapan membersihkan tubuh dari racun dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan. Namun, terdapat banyak mitos seputar detoks yang seringkali menyesatkan. Dalam artikel ini, kita akan mengupas fakta dan mitos terkait program detoks, serta memberikan informasi ilmiah dan saran yang tepat untuk menjalankannya.
Are you ready to refresh your lifestyle?
Mitos #1: Detoks Dapat Membersihkan Semua Racun dalam Tubuh
Fakta: Tubuh manusia sebenarnya telah dilengkapi dengan sistem detoks alami, seperti hati, ginjal, kulit, dan paru-paru, yang bekerja setiap hari untuk mengeluarkan racun dari tubuh. Organ-organ ini secara alami memfilter dan mengolah zat-zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, udara, dan polusi lingkungan.
Apa yang dilakukan oleh program detox sebenarnya adalah untuk mendukung fungsi organ-organ ini dengan cara mengurangi beban yang harus mereka tangani, misalnya dengan menghindari makanan olahan, alkohol, dan bahan kimia berbahaya selama periode tertentu. Dengan melakukan kegiatan detox, kita mengistirahatkan tubuh kita dari penumpukan makanan/minuman yang sukar didetoksifikasi secara alami oleh hati, dan ginjal kita.
Mitos #2: Detoks Hanya Tentang Jus Buah dan Sayur
Fakta: Banyak orang mengira detoks hanya melibatkan konsumsi jus buah dan sayuran selama beberapa hari. Sebenarnya, detoks bisa lebih dari itu. Selain jus, program detoks yang seimbang dapat mencakup makanan utuh seperti sayuran segar, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, dan protein nabati yang kaya nutrisi.
Mengonsumsi jus memang dapat memberikan vitamin dan mineral yang mudah diserap, namun program detoks yang benar juga harus memperhatikan keseimbangan makronutrien dan memastikan bahwa tubuh tetap mendapatkan serat, lemak sehat, dan protein yang diperlukan.
Mitos #3: Detoks Membantu Menurunkan Berat Badan Secara Permanen
Fakta: Sementara banyak orang mengalami penurunan berat badan selama menjalani detoks, hasilnya sering kali bersifat sementara. Setelah program detoks selesai, berat badan yang hilang biasanya kembali jika pola makan tidak diperbaiki secara jangka panjang.
Detoks lebih efektif digunakan sebagai titik awal untuk memperbaiki kebiasaan makan dan gaya hidup, bukan solusi jangka pendek untuk penurunan berat badan.

Nah setelah tahu tentang fakta dan mitos dari program detox, teman-teman pasti bertanya “Berapa lama sebaiknya melakukan program detoks?” Ini tergantung pada tujuan dan kondisi kesehatan teman-teman. Secara umum, ada beberapa panduan yang bisa diikuti:
- Detoks 1-3 Hari: Ini sering disebut sebagai "reset" atau "cleanse" singkat. Detoks ini baik untuk mengistirahatkan sistem pencernaan, mengurangi konsumsi makanan olahan, dan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk menyerap nutrisi dengan lebih baik. Program ini cocok bagi mereka yang baru pertama kali mencoba detoks atau yang ingin mengatasi gejala kembung atau kelelahan ringan.
- Detoks 5-7 Hari: Program ini lebih mendalam dan bisa memberikan waktu bagi tubuh untuk benar-benar merasakan manfaat detoks. Dalam jangka waktu ini, Anda bisa mulai merasakan peningkatan energi, perbaikan pencernaan, dan penurunan inflamasi. Detoks yang lebih lama biasanya melibatkan campuran jus dan makanan padat yang kaya nutrisi.
- Detoks 10-14 Hari:
Detoks yang lebih panjang bisa memberikan efek yang lebih kuat pada tubuh, termasuk perbaikan dalam kebiasaan makan, kesehatan kulit, serta kestabilan emosi. Program detoks lebih panjang ini juga memberi tubuh kesempatan untuk beradaptasi dan memulai perbaikan secara bertahap pada fungsi organ-organ detoksifikasi seperti hati dan ginjal.
Jika teman-teman membutuhkan panduan atau ingin berdiskusi terkait program detoks, teman-teman bisa download gratis e-book Detox 7 hari bersama BRAWO Life atau bergabung dengan lebih dari 300+ orang yang sudah mengikuti detox bersama BRAWO Life Indonesia. Klik di sini
Klaim kami mengenai fakta & mitos dari Detox bukanlah klaim subjektif. Banyak penelitian terkait detoksifikasi yang tersedia dan masih terus berkembang. Berikut beberapa sumber ilmiah yang dapat memberikan panduan dan sudut pandang objektif:
- Smith, C. L., & Espinoza, L. (2015). “Detox diets: An evaluation of the evidence.”
Journal of Human Nutrition and Dietetics, 28(6), 675–686.
Artikel ini mengevaluasi klaim manfaat dari diet detoks dan menemukan bahwa meskipun ada beberapa manfaat jangka pendek, bukti ilmiah yang mendukung klaim detoks untuk pembersihan racun tubuh masih terbatas. - Jepson, R. G., Harnden, K. E., & Stahl-Timmins, W. (2018). “Nutritional detox: A systematic review of the effects of detox diets on human health.”
Nutrition Reviews, 76(1), 35-53.
Studi ini menyimpulkan bahwa banyak diet detoks hanya berdampak sementara dan tidak ada bukti bahwa mereka menawarkan manfaat kesehatan jangka panjang.
Program detoks dapat menjadi kegiatan yang bermanfaat untuk memulai gaya hidup sehat. Tubuh memiliki kemampuan alami untuk mengeluarkan racun, dan program detoks yang baik seharusnya mendukung proses tersebut tanpa mengabaikan kebutuhan gizi yang seimbang.
Jika teman-teman ingin memulai rutinitas baru yang lebih positif, tentu mengikuti program detox adalah salah satu sarananya. Namun, penting untuk diingat bahwa teman-teman harus melakukannya tidak dengan keterpaksaan.
Always Start Small, Make it Easy, and Enjoyable!
Are you ready to refresh your lifestyle?
